Kamis, 07 Januari 2016

Jangan Lupa Bahagia :)

“ketika mimpimu, yang begitu indah, tak pernah terwujud, ya sudahlah”
“ saat kau berlari mengejar anganmu dan tak pernah sampai, ya sudahlah”
“saat kau berharap keramahan cinta, tak pernah kau dapat, yasudahlah
-Bondan Prakoso- Ya sudahlah

Awalnya saya enggak suka banget sama lagu itu, menurut saya itu lagu paling pasrah. Saya sering ganti lirik di bagian “yasudahlah”jadi “ya, usaha!”. Saya enggak suka karena pada awalnya saya merasa semua yang pernah ada di angan kita bisa terwujud ya dengan usaha. Tapi saat itu saya lupa, bahwa enggak semua mimpi HARUS jadi nyata. Karena kadang yang kita cita-citakan mungkin bukan rencana terbaikNYA.

Saya tahu pasti rasanya gagal setelah berjuang mati-matian, depresi, kecewa, dan buruknya rasanya ingin protes aja sama Tuhan. Lupa kalau Tuhan Maha Tahu yang terbaik, dan sesaat kita meragukan scenario hidup terbaik dariNYA. Seakan satu kejadian super buruk bisa mengubah seluruh waktu hidupmu jadi lebih buruk.

Kadang kita perlu “yasudahlah” pada waktunya, waktu dimana ikhtiar dan doa kita dirasa sudah maksimal, dan hasil tidak sesuai kenyataan. Memang hasil tidak pernah mengkhianati proses, tapi jika hasil tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan meski sudah memastikan telah melakukan proses terbaik, ikhlaskan. Pasrahkan hasil yang kita ingin, selama kita berprasangka baik kepadaNYA, DIA akan tukar dengan hasil yang kita butuhkan. Bukankah kita selalu bilang DIA MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG dalam setiap apa yang akan kita kerjakan? Tandanya kita meyakini betul bahwa apapun hasilnya, dia akan memberikan yang terbaik sesuai prasangka kita kepadaNYA, karena rasa kasih dan tanda sayangNYA pada kita lebih dari apa yang kita minta
Contoh kecil, pernahkah kita berdoa meminta agar bisa tetap bernafas di detik berikutnya? Agar seluruh organ kita berfungsi normal di menit berikutnya? Enggak kan?! Karena tanpa diminta kita selalu yakin Allah kasih yang terbaik dan yang kita butuhkan : )

Begitupun saat sedang ada masalah, seharusnya kita tidak lupa untuk beryukur atas segala yang terjadi, minta dikuatkan dan berhenti menggerutu agar masalah tidak terlihat semakin buruk dan dikhawatirkan menimbulkan prasangka buruk kepada Tuhan. Bukankah Tuhan berkehendak sesuai prasangka ummatNYA? Bagaimana bisa hasilnya akan baik dan setiap prosesnya berjalan baik jika kita sepanjang proses pengembangan diri lewat masalah selalu mengutuk dan menebak ending-ending terburuk versi diri kita sendiri.

Saya mau cerita sedikit pengalaman saya, ini bukan episode terburuk dalam hidup saya hanya sebagian kecil masalah yang bisa menguatkan saya. Saya punya pacar, 8 tahun sudah umur hubungan kami, dan berakhir dengan manis tepat 8 tahun. Kata Pidi Baiq tujuan pacaran cuma 2, kalau ga putus ditengah jalan yaa berakhir di pelaminan.  Saya bagian putus ditengah jalan untuk sebab dan akibat yang tidak bisa saya jelaskan. Putus disaat umur saya udah memasuki usia kritis nan rawan ditanya “kapan nikah?” wahahahahah. Hidup bersamanya pernah tercetus dalam cita-cita saya. Saya sudah prepare segalanya dengan baik bak dongeng-dongeng, karena jujur saja saya sangat perfeksionis, saya selalu menyiapkan segalanya dengan hati-hati dan ingin terlihat semuanya sempurna di mata saya. Saya lupa bahwa kemungkinan terburuk seperti ini selalu ada. Logikanya biasanya udah pacaran lama putus tengah jalan pasti dendam-dendaman dan lainnya sibuk jelekin satu sama lain. Saya sama sekali enggak nyesel, meski menurut orang lain wasting time, buat saya ini jalan yang saya pilih dan sepaket resiko yang harus saya ambil. Saya bersyukur pernah kenal dekat dengan orang yang saya pilih sampai 8 tahun, saya juga coba untuk selalu prasangka baik sama Tuhan. Mohon maaf semua cerita saya ini hanya share saja menurut pandangan saya, menurut pandangan teman-teman yang tidak setuju dengan pacaran dan sejenisnya saya mohon maaf jika tidak berkenan. Tapi tulisan saya memang bukan bertujuan untuk menyenangkan banyak orang atau memihak pada prinsip sebagian orang soal pacaran. Saya sempat terpuruk selama seminggu, tapi kemudian semakin saya coba mendekatiNYA, saya semakin yakin bahwa DIA sutradara hidup paling handal, yang tidak boleh sekalipun saya ragukan. Hasilnya, kami berakhir sebagai teman baik, yang saling memotivasi dalam pengembangan diri. Kami saling memaafkan dan saling berterimakasih atas apa yang pernah kami jalani bersama. Kami sepakat ini saatnya kami “yaudahlah”, bukan berarti kami sad ending, kami yakin akan happy ending. Karena ini semua belum ending, kami harus berjuang untuk menciptakan akhir bahagia versi kami masing-masing.

Sekitar kita pasti punya masalah yang jauhhhhhhhh lebih buruk, banyak yang memikirkan besok bisa makan atau enggak, kalau Cuma sekedar masalah drama keluarga, cinta ala ala dan sebagainya kita pasti bisa hadapi dengan dewasa dan bijaksana. Saya enggak pernah mencoba mengukur taraf kesulitan dan masalah orang lain. Meski Cuma cinta-cintaan atau drama soal apapun dalam kehidupan sehari-hari akan punya impact yang berbeda dalam tiap orang. Sepele bagi kita, bisa jadi masalah terburuk bagi orang lain begitupun sebaliknya. Stop judging, karena setiap orang punya batas kuat masing-masing dan Allah tidak pernah membebani manusia diluar batas kemampuan ummatnya (Al baqarah:286), Jadi sesekali look at the bright side, saat kita merasa masalah kita besar, itu tandanya kita sedang dipersiapkan untuk jadi lebih kuat dan memiliki hati yang besar untuk bisa ikhlas menerima

Life is too beautiful, we just need to know where to look
Apapun masalahnya, jangan lupa bahagia :)
Karena dalam bahagia, kita selalu bisa berprasangka baik, tidak takut bermimpi setelah jatuh berkali-kali, dan tidak pernah takut mencoba meski kemungkinan gagal selalu ada. Saat kita memaksa diri kita untuk bahagia apapun kondisinya, kita selalu bisa menemukan celah untuk bersyukur meski dunia seolah memaksa kita untuk mengeluh.

Always prepare for the worst, hope for the best
Hidup enggak lepas dari segala kemungkinan, baik kemungkinan yang baik maupun buruk jadi siapkan diri menghadapi hal-hal terburuk. Ibaratnya berani menang, tp juga enggak takut kalah. jangan sampai lupa kalau apapun hasilnya adalah yang terbaik bagi hidup kita

Sudah bahagia hari ini? Belum? Oh mungkin lupa bersyukur? Bersyukur dulu yuk, biar kita bahagia. Jangan lupa bahagia ya !

Cheers,
Praditya Andryani






Jumat, 01 Januari 2016

Hello 2016!



Akhirnya.. 2016.. *fireworks dari depan rumah mihihihihi*
yay ! happy holla-day !!! yang menyenangkan dari tahun baru pasti salah satunya adalah kumpul keluarganya. terlepas dari benar atau salah memeriahkan atau merayakan hari tahun baru, saya lebih memilih menikmati keriaan kumpul bersama keluarga besar.

menikmati hidangan yang kami masak bersama, saling bertukar cerita sambil sesekali pecah tawa..
semakin lama, bergantinya tahun semakin terasa sepi, satu persatu berkeluarga dan pastinya ingin memiliki acara sendiri dengan keluarganya. sepupu-sepupu yang dulu masih cimit-cimit sekarang tanpa sadar sudah pandai berhias, memiliki begitu banyak teman dan sedang memasuki fase dimana kumpul bersama teman terasa lebih seru dan sayang jika dilewatkan.

tahun baru kali ini seperti biasa saya rayakan dengan keluarga dari papa, letak rumahnya tidak jauh dengan rumah saya. begitu sampai, langsung disambut dengan harumnya wangi daging panggang dengan bumbu barbeqyunya, wangi aneka seafoodpun seakan tidak mau kalah saing ada di hidung saya, sayur-sayuran dalam shabu yang sedang direbuspun menggoda minta dicicipi, makanan semakin melimpah tapi yang bikin sedih pemdangan yang kosong. beberapa tahun lalu ada begitu banyak geng kicils yang sibuk mengitari panggangan, berebut daging atau sekedar ingin ikut-ikutan masak seperti orang dewasa, lainnya sibuk berlari kesana kemari sambil meniup terompet di telinga tante-tante dan om yang sibuk menyiapkan piring dan memastikan masakan sudah cukup matang untuk dinikmati.


hiruk pikuknya berbeda kali ini lebih hening, lebih sepi, cuma berduaan doang nih sama sepupu yang belum nikah hihihi cekakak cekikik berdua sampai menyadari kerasnya tawa kita masih belum bisa ngusir sepi hahahha sedih euy..


 bahkan sayapun pada akhirnya pulang sebelum jam 12 malam, dan menikmati indahnya letupan kembang api di langit-langit depan rumah, menikmati mereka yang cukup memiliki uang untuk membakarnya di langit-langit, tapi tanpa sadar membantu membahagiakan mereka yang tidak mampu membeli untuk melihat indahnya kembang api hihihih (kaya saya). i do love fireworks ! much ! dulu pernah ngayal dilamar pake fireworks wakakakakakkakaka ini apaaabanget.. maafin gak nyambung sama topiknya

by the way udah 2016 nih.. gimana resolusinya? udah jadi? dipajang dimana aja? pajang yang banyakkk, biar makin semangat untuk bikin jadi nyata. jang cuma visi dan misi dunia yang kita tulis tapi jusa visi misi untuk lebih dekat denganNYA. karena seisi dunia ini miliknya, jadi kalau mau visi dunia lancar harus minta ke YANG PUNYA DUNIA *haseik jadi khotbah* *ini self reminder*

semoga 2016 diberi kesehatan dan raga super kuat biar bisa capai segala visi dengan seabrek misi, semakin diluaskan ilmunya biar bisa berbagi ilmu dengan sesama, semakin disadarkan untuk selalu bermanfaat untuk sekitar, semakin banyak waktu untuk keluarga, semakin diluaskan jaringan pertemanannya agar suksesnya bisa semuda mungkin, semakin baik ibadahnya, semakin mengutamakan Tuhan, semakin sering caper sama Tuhan,, dan semakin bahagia :)

cheers !