Minggu, 25 Oktober 2015

Friends with no END

“And so we talked all night about the rest of our lives
Where we're gonna be when we turn 25
I keep thinking times will never change
Keep on thinking things will always be the same
But when we leave this year we won't be coming back
No more hanging out cause we're on a different track”

lirik lagu Vitamin C - Graduation memang selalu sukses bikin kita nostalgia. enggak terasa udah usia 25 tahun.dan sedang menyadari dengan sepenuhnya enggak akan ada yang namanya "best friends forever" yang dulu bangga digaungkan saat masih akrab dengan putih abu-abu. Zaman ketika "waktu" masih belum ada "harganya", kita pernah lupa kalau bumi itu berputar sampai gak sempet ucapin kata perpisahan saat meninggalkan atau ditinggalkan oleh sahabat secara sadar maupun tidak, sengaja atau disengaja. bukan salah siapa-siapa, kadang kita sendiri gak sadar siapa yang dapat peran meninggalkan karena kita enggak pernah tau siapa yang paling merasa ditinggalkan. ini seleksi alam. mutlak. dipisahkan karena kondisi, atau dipisahkan memang karena materi. 
“So if we get the big jobs
And we make the big money
When we look back now
Will our jokes still be funny?”
katanya sahabat itu priceless ga ada harganya, bagaimana bisa hilang karena materi? sahabat itu bisa dibeli. cuma kita enggak sadar aja, karena dulu terlalu terlena, merasa setara, baju kita sama (seragam), gaya hidup kita sama noraknya dan kita punya kebanggaan yang sama. semakin dewasa sahabat wajarnya memang semakin sedikit, entah karena sudah ada peranan gengsi, ukuran materi, leveling, gaya hidup yang enggak sejalan, tempat nongkrong yang udah ga se-selera atau mungkin gaya bicara yang kini tak se-sederhana dulu. punya banyak uang, pekerjaan bergengsi, jabatan gemilang, bayangan masa depan cerah, gaya hidup perlente yaa sahabat pasti dimana-mana dong. nanti kalau udah enggak punya apa-apa baru throwback sibuk hubungin yang dulu (pernah) dianggap sahabat dan (gak) sengaja ditinggalin karena sahabat yang baru. Bahayanya..materi akan bikin kita gak sadar kalau ada yang salah, kita memang akan masuk ke fase pembuktian jati diri, sibuk mengumpulkan materi, gaul dengan orang -orang penting sampai lupa sahabat itu juga penting dijaga karena salah satu dari investasi sepanjang zaman.

kalau hilang karena intensitas waktu ketemu? ah itu dalih. nyatanya, banyak yang udah bertahun-tahun sahabatan cuma setahun tatap muka sisanya via media tetep aja rasa nyamannya masih sama. argumentasi saya pribadi sih, mungkin ini tentang bagaimana cara kita mempertahankan atau udah nyerah dan memilih mau melepaskan.

Nyari sahabat memang (seharusnya) gak perlu materi, (seharusnya) mau makan dan nongkrong di foodcourt atau pinggir jalan sekalipun akan tetap berasa mewah. (Bukankah semua bukan ttg makan dengan apa tapi makan dengan siapa?:) )

Nyari sahabat gak perlu yang beken, mau se-annoying dan se-gengges apapun penampilan sahabat-sahabat kita sekarang tetep aja kalau bareng sama mereka (seharusnya) kita akan selalu merasa keren (Bukankah seancur apapun momen yang kita capture saat masih kicik dulu selalu bangga kita pamerkan di medsos tanpa peduli apa komentar orang lain tentang sahabat-sahabat kita)

Nyari sahabat juga gak perlu kalau lagi ada maunya, kalau ada masalah aja selalu bisa siaga jadi telinga, apalagi kalau cuma ada maunya, gak usah banyak cerita, mereka selalu tau kita butuhnya apa 

Jadi gak perlu khawatir kalau merasa saat ini gak punya uang berlimpah, tampang standar, penampilan seadanya, kurang beken, dan lain sebagainya yang seolah bikin kamu merasa gak ada artinya.. cukup cari "SAHABAT", karena bareng sahabat segalanya berasa cukup dan bikin kita gak henti-henti tanpa sadar bersyukur. kalau merasa gak punya sahabat gimana? jadilah "sahabat" untuk orang-orang yang ditinggalkan dan orang-orang yang selalu bangga jd bagian dari cerita hidup kita. Bukankah punya sahabat itu salah satu dari tak terhitungnya nikmat hidup? :)

tenang.. sahabat memang sudah takdirnya silih berganti.. tapi bersyukurlah.. semakin lama kita akan mengerti sahabat kita yang masih bertahan nemenin kita dari belum jadi apa-apa sampai sekarang sudah (merasa) jadi apa-apa saat ini adalah sahabat yang sudah lolos uji seleksi berkali-kali, gak berubah karena materi maupun gengsi 

tapi buat saya..siapapun sahabat yang hilang seiring waktu, maupun yang stay karena memilih untuk bertahan sahabatan.. mereka punya peranan yang sama penting. entah jadi teman sepanjang zaman, atau cuma bisa jadi kenangan.

“As we go on, We remember all the times we had together

And as our lives change.. Come whatever.. We will still be Friends Forever”

thanks for being my best since unknown..times flies, we are change like the seasons but i know its just time to Fly.. wherever you are, i' just want you to know i always miss all of you every single day..hasta luego ! see ya on top !




Minggu, 11 Oktober 2015

Partner in Kindness

ada yang berbeda dari weekend kali ini.. biasanya setiap weekend ada aja kegiatan charity Koin Langit. weekend kali ini bukan untuk charity tapi in shaa Allah dampaknya untuk kegiatan charity yang lebih baik dan inovatif kedepannya.

Weekend kali ini Koin Langit mengadakan MAKRAB (Malam Keakraban) di Wisma Kompas Gramedia, Puncak. acara sederhana ini sukses bikin volunteer jadi lebih kompak.isi acaranya ada games yang gak pernahh ga ada curang atau dicuranginnya (ups.. jangan ditiru yaa adik-adik :P)



dari baju kering banget sampai basah dan penuh warna karena air dan holy powder. sesaat pada lupa umur, semua bertingkah lebih parah dari anak taman kanak-kanak. hampir lupa kapan terakhir ketawa lepas, jatuh sekeras-kerasnya dengan ikhlas, dan kotor-kotoran dengan bangga. 



selain games, makrab ini kami gunakan untuk membahas program charity kami sampai akhir tahun, sharing tentang kinerja kami setahun ini hingga review mana saja yang perlu kami perbaiki untuk kesolidan tim kedepannya. bangganya bisa dikelilingi oleh sahabat-sahabat yang punya hati luar biasa yang mau meluangkan waktu berharganya untuk memikirkan nasib lainnya. ID Card Koin Langitpun dibagikan dan dibalik kartunya terdapat alasan mengapa ingin jadi volunteer yang dibuat oleh kami sendiri sebagai pengingat jika semangat berbagi kami kendur di tengah jalan.

di penghujung acara sharing session, para pemenang awards dari berbagai kategoripun diumumkan. hasil awards ala-ala ini based on voting para volunteer.. ini diaa pemenangnya... *drum roll*


paginya, kami foto bersama untuk website, meski kami enggak pernah punya foto lengkap tapi kami tahu teman-teman kami yang berhalangan hadir ke makrab memang benar-benar karena kondisi dan situasi yang tidak memungkinkan, jadi kami kirimkan video kami dari sana sebagai tanda bahwa kami peduli atas situasi yang mereka sedang hadapi


Mereka hanya teman saya, sebagian lagi malah baru saya kenal, tapi mereka sukses jadi bagian terbaik dari hidup saya. Koin Langit jadi salah satu tempat selain keluarga yang enggak pernah gagal bikin saya bahagia, Koin Langit bukan cuma tempat belajar untuk lebih peka terhadap sesama tapi juga tempat berbagi suka duka... jika ucapan adalah doa, saya gak akan pernah salah kasih mereka label " Partner in Kindness" karena saya berharap mereka selalu jadi partner terbaik saya dunia dan di kehidupan setelahnya

mereka luar biasa karena memiliki "hati", karena tanpa "hati", mustahil mereka masih mau meluangkan waktu libur demi berlelah-lelahan urus nasib sesama yang mungkin baru mereka kenal, mustahil mau mengeluarkan hasil jerih payahnya untuk berbagi dengan mereka yang membutuhkan meski mungkin diri sendiri kadang masih banyak keperluan.

Rasul bersabda "pahalamu sesuai kadar lelahmu", semoga segala lelah dan waktu yang teman-teman dedikasikan untuk orang banyak jadi berkah dan pahala untuk tabungan di masa akhir yang akan datang.

hasta luego di event selanjutnya teman-teman!
dengan ekstra energi karena sudah di recharge via makrab dan harus lebih inovatif dan bermanfaat..

salam sayang dari yang selalu kagum sama semangat teman-teman,
Praditya Andryani