Jumat, 18 Februari 2011

masih malu ngaku "Indonesian" ?

Masih malu ngaku “Indonesian”? tragis emang hidup di masa penuh tuntutan. Zaman dimana rasa nasionalisme hanya dimiliki oleh orang-orang veteran pejuang atau yang bernotabene militer. sebagian besar yang masih malu, pasti ga tau, Negara yang sering dibangga-banggakan (ex:amerika, singapur, dsb) bangga punya orang Indonesia. Masih ga percaya, check this out :

Pembuat efek film 3D iron man dan transformers:


Nama : Andre Surya

TTL : Jakarta, 1 Oktober 1984

Kuliah : Universitas Tarumanegara jurusan Desain Komunikasi Visual (1 tahun)

SATU-SATUnya digital artist asal Indonesia di divisi Industrial Light and Magic (ILM) Lucasfilm Singapore. Lucasfilm sendiri adalah salah satu production company tersukses di dunia, yang didirikan tahun 1971 oleh George Lucas, sutradara Star Wars.

Bagian favorit saya, kutipan wawancaranya dengan yahoo :

Menurut kamu, mungkinkah filmmaker Indonesia membuat film 3D dengan kualitas baik?
Saya yakin bisa. Saya sendiri kenal beberapa orang Indonesia yang sangat berbakat dan skill mereka juga bertaraf International. Mereka bekerja di perusahaan-perusahaan besar di bidang 3D di luar negeri. Kalau saja mereka semua balik ke Indonesia dan membuka satu perusahaan dengan kualitas standard International, dengan bakat dan skill yang mereka punya, saya rasa sangat memungkinkan bila Indonesia menghasilkan film-film dengan kualitas standard International.

Mau tau lebih banyak, main langsung ke situsnya : Andre Surya

Animator Film Shrek:

Nama : Grisela Sastrawinata

Bagi pencinta film animasi pasti pernah nonton film shrek ,film animasi yang dibuat oleh perusahaan dreamworks, shrek yang digambarkan monster berwarna hijau ini merupakan salah satu karakter popular didunia perfilman dunia.Tapi ada yang lebih menarik lagi dibalik penciptaan karakter-karakter film ini dan bener-benar memberikan goresan indah untuk nama indonesia,siapa sangka salah satu pencipta Film animasi populer itu orang indonesia.

Selain bekerja diDreamwork,Grisela mengajar ilmu kamunikasi Visual dikampus almameternya,meski masih enjoy di Dreamwork Gisela tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti berkarya di Indonesia.

Walaupun Grisela bukan hasil didikan Indonesia,tapi setidaknya membawa harum nama Indonesia,ini membuktikan dengan didikan yang benar orang indonesia juga bisa seperti orang mereka.

Penemu Teknologi 4G:


Nama :Prof. Dr. Khoirul Anwar

Kuliah :Teknik Elektro ITB tahun 2000 predikat cumlaude


Penemuan teknologi 4G berbasis OFDM diawalinya dengan “ide nyeleneh” mengurangi daya transmisi untuk meningkatkan kecepatan transmisi data. Penurunan daya dilakukan hingga 5dB saja (100.000 = 10 pangkat 5 kali lebih kecil dari teknologi sebelumnya) dan hasilnya kecepatan transmisi meningkat.


Pada paten keduanya, Khorul Anwar kembali membuat dunia kagum, kali ini adalah menghapus sama sekali guard interval/GI, tentu saja ini malah membuat frekuensi yang berbeda akan bertabrakan, alih-alih menambah kecepatan. Namun, anak Indonesia asli asal Kediri ini mengkompensasi resiko tersebut dengan mengembangkan algoritma khusus di laboratorium, hasilnya interferensi tersebut dapat diatasi dengan unjuk kerja yang sama seperti sistem biasa dengan adanya GI.


Asisten Professor di JAIST ini masih terus mengasah kemampuannya. Meski berprestasi cemerlang di Jepang, Khorul Anwar menyimpan keinginan untuk kembali ke Indonesia jika telah menjadi salah satu tokoh terkemuka di bidang telekomunikasi.

Sumber: http://blog.chung.web.id/2011/01/17/penemu-teknologi-4g-ternyata-orang-indonesia/

Professor Termuda Amerika Serikat :


Nama : Nelson Tansu

TTL : Medan , 20 October 1977

Gelar Profesor di bidang Electrical Engineering di Amerika ia dapat sebelum berusia 30 tahun. ernah menjadi finalis team Indonesia di Olimpiade Fisika. Meraih gelar Sarjana dari Wisconsin University pada bidang Applied Mathematics, Electrical Engineering and Physics (AMEP) yang ditempuhnya hanya dalam 2 tahun 9 bulan, dan dengan predikat Summa Cum Laude. Kemudian meraih gelar Master pada bidang yang sama, dan meraih gelar Doktor (Ph.D) di bidang Electrical Engineering pada usia 26 tahun. Ia mengaku orang tuanya hanya membiayai-nya hingga sarjana saja. Selebihnya, ia dapat dari beasiswa hingga meraih gelar Doktorat. Dia juga merupakan orang Indonesia pertama yang menjadi Profesor di Lehigh University tempatnya bekerja sekarang.

Thesis Doktorat-nya mendapat award sebagai "The 2003 Harold A. Peterson Best ECE Research Paper Award" mengalahkan 300 thesis Doktorat lainnya. Secara total, ia sudah menerima 11 scientific award di tingkat internasional, sudah mempublikasikan lebih 80 karya di berbagai journal internasional dan saat ini adalah visiting professor di 18 perguruan tinggi dan institusi riset. Ia juga aktif diundang sebagai pembicara di berbagai even internasional di Amerika, Kanada, Eropa dan Asia.

Karena namanya mirip dengan bekas Perdana Menteri Turki, Tansu Ciller, dan juga mirip nama Jepang, Tansu, maka pihak Turki dan Jepang banyak yang mencoba membajaknya untuk "pulang". Tapi dia selalu menjelaskan kalau dia adalah orang Indonesia . Hingga kini ia tetap memegang paspor hijau berlogo Garuda Pancasila dan tidak menjadi warga negara Amerika Serikat. Ia cinta Indonesia katanya.

Ahli Radar Dunia:

Nama : Liem Tiang Gwan

TTL : Semarang, 20 Juni 1930

Radar rancangannya banyak digunakan untuk memantau dan memandu naik-turunnya pesawat di berbagai belahan dunia. Bahkan militer di banyak negara Eropa menggunakan jasanya untuk merancang radar pertahanan yang pas bagi negaranya.


”Sekolah saya dulu berpindah-pindah. Saya pernah di Jakarta, lalu di Taman Siswa Yogyakarta, kemudian menyelesaikan HBS (Hoogere Burgerschool) di Semarang tahun 1949. Setelah itu, saya masuk Institut Teknologi Bandung dan meraih sarjana muda tahun 1955. Saya melanjutkan studi di Technische Universiteit (TU) Delft, lulus tahun 1958,” ujar pria yang kini bermukim di kota Ulm, negara bagian Bavaria, Jerman.

”Lalu saya ke Stuttgart dan bekerja sebagai Communication Engineer di Standard Elektrik Lorenz, yang sekarang dikenal dengan nama Alcatel,” kata Liem.

Meskipun sudah bekerja dan mendapatkan posisi yang lumayan, Liem muda masih berkeinginan untuk kembali ke Tanah Air. Ia masih ingin mengabdikan diri di Tanah Air. Maka, tahun 1963 ia memutuskan keluar dari tempatnya bekerja di Stuttgart dan kembali ke Indonesia. ”Apa pun yang terjadi, saya harus pulang,” ujarnya mengenang


At least, bahkan ada komunitas pecinta Indonesia di Rusia:

Keriangan mahasiswa yang sebagian besar gadis cantik menghangatkan senja yang mulai merapat ke malam. Mereka tertawa, bergoyang, dan memberi aplaus saat rekan-rekannya tampil membawakan lagu-lagu daerah Indonesia. Selain itu, mereka juga menampilkan drama dengan bahasa gaul gaya anak muda Jakarta, pencak silat, dan testimoni tentang pengalamannya berkunjung ke Indonesia.

Satu demi satu tembang daerah meluncur. Anastasia Ivanova dan Anastasia Simonenko menyanyikan dengan apik lagu dari Ranah Minang Bungo Kambang. Tak ketinggalan, mereka juga menyanyikan lagu Butet dan Olesio. Puncak kemeriahan acara terjadi saat lagu Poco-Poco dinyanyikan. Para mahasiswa tak segan ikut menari. “Ini memang acara anak muda. Semoga dengan acara ini adik-adik mahasiswa bisa lebih mengenal Indonesia,“ kata Duta Besar Indonesia untuk Rusia, Hamid Awaluddin.

Sumber :http://www.soloaja.com/v2/forum/21-lounge/6710-ternyata-ada-komunitas-pecinta-indonesia-di-rusia.html

Segitu bangganya bangsa lain terhadap Indonesia, ironis bangsa sendiri malu berbangsa Indonesia L