Rabu, 22 Desember 2010

geisha..geisha..GEISHA..:)

come back lagi sama tujuan posting semulaaaa...

“GEISHA”..

hari ini lagi pengen banget cari tau tentang geisha.. dari semalem sih tepatnya. Waktu lagi nginep di rumahnya si siwi, trus kita ngobrol kemana tau. Dari ngobrolin dude herlino eh nyampe ke geisha..

udah lama peasaran banget sama geisha, tapi belum sempet beli novel atau nonton filmnya. So, mbah google lagi, lagi dan lagi menjadi narasumber satu-satunya buat aku nyari tentang geisha.

searching-open link in new tab- open link in new tab...dst.. (buset banyak amat versi ceritanya L).

Mata naik turun ngikutin scroll dan alhasil aku sampe mabok baca semua artikel tentang geisha..

Tapi hepiiiiii soalnya jadi tau rangkuman tentang geisha meskipun cuma umumnya aja..

Jadi ternyata ..... gini toh ceritanya:

Geisha itu dalam bahasa Jepang artinya seniman yang bertugas untuk menghibur (entertainer) di Jepang. Kemunculan geisha ini udah berkembang sekitar abad ke 18 dan 19. Bahkan ada salah satu artikel yang bilang kalo geisha itu awalnya dilakuin sama para pria. Tapi geisha wanita (onna geisha) mulai muncul sekitar tahun 1750.

Definisi khusus geisha di sebagian besar artikel yang aku baca pun mulai berubah menjadi seniwati yang bertugas untuk menari, menyanyi atau bahkan bermain musik layaknya entertainer lainnya. Yang membedakan, mereka harus mengikuti ujian bertahap untuk bisa disebut Geisha di hadapan komite Seni Jepang, dan tingkah laku mereka pun benar – benar diikat dalam tata aturan para Geisha.

Jadi dengan kata lain, seorang Geisha sangat berbeda dengan seorang pelacur (yujo) dari Jepang. Karena Geisha adalah seniman yang mengusung budaya Jepang dan tidak terlibat hubungan intim dengan para tamunya. Para Geisha jikalau kedapatan melacurkan dirinya akan dikenakan sanksi, yang terberat adalah dikeluarkan dari perkumpulan Geisha tersebut. Geisha diharapkan tetap sendiri, dan jika mereka memilih menikah, itu berarti mereka harus pensiun dari profesinya.

Sayangnya sebagian geisha yang tidak lagi mempunyai keahlian menghibur mulai menghuni tempat-tempat hiburan yang tidak resmi, dan dengan keinginan mereka sendiri untuk menjadi pelacur L

Geisha dijual sebagai seorang gadis kecil (shikomi) ketika keluarganya tidak mampu membiayainya. Jika sudah remaja, gadis tersebut siap magang menjadi geisha. Seorang geisha akan menjadi milik seseorang yang menjadi penawar tertinggi mizuage-nya, kehilangan virginitasnya dan menjadi wanita sepenuhnya. Sebuah upacara meneguk sake akan dilaksanakan kembali. Sebagai tanda atas perubahan yang signifikan ini sebuah tanda merah akan ditempatkan di rambutnya. Seperti halnya perubahan untuk pakaian wanita yang terjadi setelah perkawinan orang Jepang, hal ini menjadikan perubahan seorang geisha sebagai bukti untuk dilihat semua orang.

Ketika seorang geisha mencapai status penuh, dia akan eriakae o suru (mengganti tanda di lehernya). Ini berarti bahwa dia akan mengganti bagian warna putih di komino bagian bawahnya dengan sebagian warna merah di bawah pakaiannya. Dia mengenakanya dengan cara ini ketika dia diperkenalkan. Pada titik ini dia mengganti kimononya dengan model yang lebih sederhana model lengan pendek untuk wanita dewasa.

Saat ini kehadiran Geisha di Jepang sudah tidak terlalu terkenal. Pengaruh peradaban teknologi seperti karaoke dan sebagainya yang menjadi alasan geisha tak lagi terlalu dibutuhkan.

Tapi, meskipun kepopuleran geisha menurun, sampe saat ini masih ada loh geisha yang eksis untuk melestarikan kebudayaan Jepang. Geisha juga jadi simbol Jepang modern.

Sebenernya masih banyak lagi silahkan cari di google, kalau masih penasaran J

Umm... mungkin grup band indonesia yang namanya geisha ngambil arti dibalik nama itu. Wah baru tau aku.

p.s: yang punya film memoirs of geisha atau film The Life of a Geisha..mau donggg..*pengen**