Selasa, 01 Maret 2011

Hi March! you looks RED :D

Hello March! Welcoming back ^^

Gimana yah kabarnya si maret? Semoga lebih menyenangkan dari si februari. Apalagi kalo yang hari ini gajian, pasti moodnya langsung happy, bawaanya mau senyum2 ke semua orang, sampe tiang sama pohon aja disenyumin. Awal maret aku agak lebih sibuk, soalnya ini awal bulan jadi laporan pun menumpuk. Tapi agak lebih bersemangat seperti warna blazer saya hari ini, merah euy! :P

Ngomong2 soal merah, langsung kepikiran banteng K

Banteng kenapa sih maunya nyeruduk kalo liat yang mere-mere (read:merah). Apakah si banteng memiliki trauma yang mendalam terhadap warna merah!??! *gaya presenter gosip investigasi sambil miring-miringin bibir* *halah berlebih*

Daripada penasaran kaya hantu penasaran mendingan tanya sama mbah google. *brb buka google* eh, um..keywordnya apa ya? Masa gini: “alasan banteng dendam kesumat sama warna merah” (-_-“)

Hahuahua udah segala macem keyword aja deh dimasukin.and the result is :

Ternyata si banteng itu tidak dapat melihat dengan sempurna, karena Buta Parsial.
Yang membuat banteng terganggu adalah, karena seseorang melambaikan kain tepat di depan wajahnya. Dan pandangan terhadap warna adalah subyek yang menipu.

Dalam pandangan, manusia memiliki batang mata yang sensitif terhadap cahaya, tetapi tidak menyediakan informasi mengenai warna. Tapi banteng punya, dan bekerja baik dalam cahaya redup atau gelap. Saat melihat pada malam hari, persepsi warna jadi buram karena gelap. Batang mata manusia dilengkapi tiga jenis sel kerucut, masing-masing sensitif terhadap panjang gelombang cahaya yang berbeda, gelombang merah, hijau, dan biru. Setiap warna yang kita tahu, dapat direpresentasikan sebagai kombinasi dari warna dasar tersebut.

Persepsi warna merupakan respon otak atas stimulus yang diterima oleh retina. Telah diidentifikasi 3 jenis sel fotoreseptor kerucut (yang diperlukan untuk dapat membedakan warna) yakni biru, hijau, dan merah. Dibutuhkan minimal 2 sel untuk dapat membedakan warna, dan pada penglihatan warna normal dibutuhkan ketiganya. Buta warna biasanya disebabkan oleh faktor keturunan. Dari faktor keturunan ini yang paling sering ditemukan adalah defek sel merah-hijau. Buta warna ini berkaitan dengan gen X resesif, jadi diturunkan oleh ibu (tidak harus mengalami buta warna, karena gen bersifat resesif) kepada anak laki-lakinya. Pada seseorang dengan buta warna parsial, dapat mengalami defek pada sel kerucut merah ataupun hijau sehingga tidak dapat mempersepsi warna tersebut dan turunannya, juga sulit membedakannya.


Penyebab banteng tidak menyukai kain warna merah itu karena sebenernya banteng itu terganggu lambaian kainnya, bukan warna kainnya itu sendiri. Banteng punya penyakit buta parsial atau buta warna. Namun karena matador memang sudah terbiasa memakai kain merah sebagai alat untuk aksinya melawan banteng, maka kita menganggap warna merah lah yang ngebuat si banteng ngamuk.

Hooooo gitu… *manggut-manggut belaga ngerti* ngomongin yang merah-merah, hari ini saya hepiii gara2 si bos mami tadi sebelum pulang kantor ngasih kotak warna merah, eh gataunya isinya kalunggg ihiiiyy tapi ga warna merah :P

Ahahaha maab yaaa postingannya geje, yah namanya juga blog berbasic everyday matters :P